Selasa, 07 Juni 2011

apa sih musik indie itu


musik indie

http://classicalistrazzz.wordpress.com


Industri musik indie muncul di Amerika, sejak tahun 1920an. Di masa itu ada beberapa label-label rekaman kecil, mencoba menandingi label-label besar. Sejarah musik selalu diwarnai oleh terobosan-terobosan baru, pada setiap jamannya. Terobosan-terobosan ini senantiasa berporos pada prinsip menghadirkan tawaran alternative/tandingan (musik dan budaya baru), terhadap budaya mainstream di setiap masanya.

Awal tahun 60an, Elvis Preasley berhasil menggemparkan dunia musik. Elvis sukses merubah paradigma bermusik di Amerika dengan musik rock ‘ rollnya (adaptasi musik blues dan jazz kulit hitam). Pada jaman itu juga, lorong-lorong bawah tanah stasiun kereta (subway) disulap menjadi panggung-panggung pertunjukan oleh para seniman-seniman di Paris, Perancis. (Ady Gembel, Underground Kita Berbeda, Apokalip Web Zine). Para seniman itu mencoba mendekatkan diri langsung dengan massa, menentang pola berkesenian elitis ala seniman mainstream. Bahkan puisi, teater, musik dan produk kesenian lainnya pada massa itu, sarat dengan nuansa kritis. Karena tempat pertunjukannya yang berada di bawah tanah, lahirlah istilah underground.

Perubahan di atas, harus dilihat selaras dengan fenomena sosial yang sedang terjadi. Tahun 50 sampai 60an, adalah masa pemulihan paska perang dunia II dan masa awal perang dingin. Krisis ekonomi menghinggapi hampir semua negara di dunia. Pengiritan sektor industri, menjadikan kelas-kelas pekerja makin jauh dari taraf kesejahteraan. Mendapatkan hiburan seperti opera dan pertunjukan musik klasik, adalah sebuah hal yang mustahil bagi kelas pekerja. Mau tak mau, mereka harus menciptakan alternatif-alternatif hiburannya sendiri.


 Fenomena underground di Paris, musik alternatif di Amerika (blues, jazz dan rock ‘n roll) serta skin head di Inggris, harus dilihat sebagai bentuk-bentuk alternatif dalam bermusik di jaman itu.

Massa Flower Generation
Selanjutnya dunia masuk dalam masa perang dingin. Pertarungan dua ideologi yang bertolak belakang, menyeret masyarakat dunia dalam perang dingin penuh intrik, persaingan dan konflik. Kejenuhan akan korelasi antara perang dingin dan kehidupan keseharian, melahirkan semangat Do It Yourself (DIY). Semangat DIY menjadi semboyan utama Flower Generation, sebutan buat generasi di pertengahan 60an sampai 70an.

Semangat DIY ini juga diadaptasi dalam dunia musik. Semangat untuk membuat gaya sendiri, label sendiri dan musik sendiri, benar-benar tumbuh di jaman itu. Wajar jika banyak musik-musik alternatif yang ada hari ini, lahir dan berkembang pada era 70an. Sebut saja beberapa genre besar seperti Punk, Rock ‘n Roll, rock, metal, ska, reggae dll.

Sex Pistols adalah salah satu band yang pantas disebut mewakili masa flower generation. Band Punk ini melahirkan lirik-lirik anti kemapanan, juga aksesori nyelenehnya yang kental nuansa kritik sosialnya. Seperti, penggunaan sepatu boot yang merupakan bentuk protes terhadap kekerasan militer dan perang. Lain lagi style rambut mowhawk, yang diadaptasi dari suku-suku Indian. Hal ini, guna menunjukan keberpihakan kepada kaum marjinal (Indian tersingkir, karena kedatangan imigran Eropa di Amerika). Begitu juga dengan aksesori rantai lengkap dengan gembok, yang dipopulerkan Sid Vicious (basis Sex Pistols). Sid mengkritik Kerajaan Inggris dan budaya feodalnya, yang dinilai mengekang kebebasan individu.


 Puncaknya adalah cover album Sex Pistols yang sangat legendaris, menampilkan sosok Ratu Elizabeth dengan tindikan peniti di hidungnya.

Bukan hanya itu, Woodstock (pagelaran musik) di Amerika pada tahun 1969 mengambil tema ‘make peace not war’. Tema ini adalah bentuk protes terhadap perang Vietnam. Atau lirik fenomenal dari Bob Marley, yang berseru ‘Emancipate your self, from mental slavery’. Inilah deretan bentuk perlawanan flower generation. Bukan hanya sekedar menyuguhkan musik alternatif, tapi juga sarat akan muatan sosial. 


Selain itu masih banyak band lain, yang kelak menjadi influence band-band di masa setelahnya. Sebut saja Rolling Stones, The Clash, The Ramones, Deep Purple, Led Zeppelin, Black Sabath dll.

Sejarahnya di Indonesia

Musisi Indonesia, banyak mengadopsi budaya barat dalam berkarya. Sebagai negara bagian dunia ketiga, kita memiliki banyak ketertinggalan dalam soal ekonomi dibanding dengan negara-negara maju. Akhirnya musik kelas bawah di belahan utara bumi, diadaptasi oleh kelas menengah di Indonesia. Karena kelas menengah memiliki kesempatan lebih untuk mengintip perkembangan dunia musik luar negeri ketika itu.

Tak heran presiden Soekarno kala itu pernah memenjarakan Koes Ploes, karena musiknya dituduh identik dengan budaya kapitalisme internasional. Soekarno dengan padangan politiknya melihat musik Koes Ploes, bukan hal yang penting bagi kelas bawah di Indonesia. Koes Plues juga tak salah jika mengadaptasi musik yang menurut mereka mengekspresikan kebebasan.

Pada tahun 70an perkembangan musik di belahan utara bumi melaju cepat, memacu juga perkembangan musik di tanah air. Guruh Gipsy, Gang Pegangsaan, Good Bless, Giant Step, Super Kid, The Rollies, dll adalah sederet nama yang bisa disebut sebagai peletak fondasi musik Indonesia pada masa kontemporer. Secara musikalitas mereka adalah maestro-maestro dunia musik Indonesia. Mereka juga mempopulerkan semangat kemerdekaan (baca indie), dalam berkarya. Walau pada jaman itu belum ada manajeman musik yang cukup bagus, tapi dengan pengalaman seadanya mereka mulai bekerja sama membangun jaringan. Hal itu dilakukan guna meluaskan musik mereka. 


Tercatat pula majalah Aktuil, banyak membantu perkembangan musik pada masa 70an. Melalui tulisan dan peran aktif individu-individu di dalamnya, Aktuil mempromosikan band-band pada jaman itu.

Tetapi isu-isu sosial belum dianggap penting, untuk dibicarakan dalam lirik-lirik mereka. Kalopun ada, belum menjadi sesuatu yang dominan. Bahkan beberapa grup band (utamanya rock), masih suka memainkan karya-karya band luar negri.


Ekspresi kemerdekaan akhirnya hanya menjadi penghias keseharian, gaya hidup bebas ala musisi rock pun menjadi pilihan mereka.
Pada periode 1990an, perkembangan musik underground semakin pesat. Booming Sepultura dan Metalica, menginfluence anak-anak muda Indonesia. Berhadapan dengan industri mainstream yang didominasi oleh rock melayu, artis wanita dll, maka jalur underground-lah yang dipilih. 


Dengan berbasiskan komunitas serta mengandalkan fanzine (bulletin-buletin), budaya underground semakin meluas. Dimulailah pembangunan secene-scene musik alternative, di masa itu.

Kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, Surabaya, Malang dan Jogjakarta, menjadi tempat berkembangnya komunitas-komunitas underground. Pada massa itu musik metal menjadi sebuah suguhan altenatif. Selain itu banyak band, mulai berani berekspresi dengan menempatkan isu-isu sosial dalam lirik-liriknya.

PAS band memulai tradisi merilis album secara indie. Album mereka, “from toght with S.A.P” terjual lebih dari 5000 copy. Selanjutnya banyak band metal dan rock lain, memakai metode indie. Tercatat nama-nama seperti Pupen, Koil, Burger Kill, Rotten to The cure dll di masa-masa awal, perkembangan musik Indie kontemporer Indonesia.

Ada sekian banyak album, termasuk album-album kompilasi yang dirilis bersama oleh band-band pada jaman itu. Mereka terbantukan dengan pembangunan komunitas-komunitas musik. Begitu juga dengan fanzine (bulletin), yang berfungsi untuk mempromosikan hasil karya mereka. Panggung-panggung kecil juga kerap digelar di kafe-kafe. Hal ini selaras dengan pembangunan industri kreatif kaum muda lainnya, seperti clothing dan distro.
Istilah Indie, baru populer di pertengahan tahun 1990an. Awalnya Indonesia lebih mengenal istilah underground bagi musik yang ‘lari’ dari trend budaya mainstream. Perkembangan musik luar yang menghasilkan beberapa varian-varian baru seperti grunge, brit pop, hip-hop, melodic punk dll. Hal ini menyeret anak-anak muda Indonesia pada sekian banyak pilihan bermusik. 


Selanjutnya di kota-kota besar, banyak bermunculan band-band serta komunitas-komunitas dengan varian musik yang beragam. Sejak saat itu istilah underground mulai digantikan dengan istilah Indie. Mungkin istilah underground, dirasa terlalu identik dengan musik metal. Maka istilah indie dengan kesan yang lebih modern, mulai lazim di gunakan.

Pure Saturday, menjadi pionir band-band dengan aliran selain metal yang membuat album rekaman sendiri. Grup band ini tercatat mencetak album pertamanya pada tahun 1995, dengan tajuk ‘Not A Pup E.P’. Keberhasilan mencetak album ini lantas diikuti oleh sederet nama lain seperti Waiting Room, Pestol Aer, Toilet Sound dll.

Selanjutnya booming Indie semakin menjadi, ketika Moka (band Swing Pop asal Bandung) sukes menembus angka di atas 100.000 copy dalam penjualan kaset mereka. Keberhasilan Moka, turut membawa dampak bagi perkembangan musik indie. Selanjutnya deretan nama seperti Puppen, Shagy Dog, Superman Is Dead, Rocket Rockers, Superglad dll, mencuri perhatian para penikmat musik.

Bahkan beberapa nama di atas, mendapat kontrak dari label-label rekaman besar. Kontrak ini, sempat menjadi perdebatan di scene-scene Indie. Sebagian dari para scenester, menganggap hal ini sebagai pengkhianatan terhadap idealisme independent. Sebagian lagi menganggap ini, sebagai peluang memperkenalkan musik mereka secara massal.

Terlepas dari perdebatan-perdebatan tersebut, musik Indie tetap mendapatkan tempat di dunia musik Indonesia. Beberapa band seperti The S.I.G.I.T, The Upstairs, The Brandals, The Milo, Bangku Taman, Efek Rumah Kaca, Teenage Dead Star, Seek Six Sick, The Adams, White Shoes And The Couple Company, Goodnight Electric dll, mendapatkan tempatnya di hati para penikmat musik. Terakhir delapan album rilisan band dan label indie, masuk dalam jajaran 20 album terbaik versi Rolling Stone tahun 2008. Ini membuktikan bahwa kualitas musik band-band Indie di Indonesia sangat baik. Karena mampu bersaing dengan karya band dan label besar (baca : mainstream).

Bahkan dalam hal penyebaran karya, mereka sangat maju. Ketika industi musik mainstream berteriak soal bajakan, beberapa band Indie di Indonesia dengan bangga membagi-bagikan cd album mereka secara gratis. Metode yang bertolak belakang dengan keinginan para produser musik mainstream.


KOIL merilis album “Black Shines On”, membagikannya sebagai bonus majalah Rolling Stone Indonesia. Langkah ini diikuti oleh Naif dan Rosewood. Sebelumnya The Upstairs, melepas lagu mereka secara gratis lewat situs my Space. Langkah ini meniru band-band luar negeri (Radiohead, Coldplay dan Metalica).

Semangat-semangat perlawanan juga masih terdengar dalam lirik-lirik band indie di Indonesia. Terakhir kita dengar Efek Rumah Kaca yang lugas dalam merekam realitas sosial. Lagu ‘Di Udara’ misalnya, bercerita soal kematian Munir. Selanjutnya ada ‘Cinta Melulu’, yang mengkritik soal budaya latah musisi Indonesia dalam membuat lirik-lirik lagu cinta. Hits lainnya ‘Jalang’, mengkritik kebijakan UU Pornografi dan Pornoaksi. (Kompas, 3 September 2008)

Ras Muhammad dengan musik reggaenya, pantas juga di sebut sebagai musisi indie yang concern berbicara soal realitas-realitas sosial. Belum lagi jika menyebut beberapa band Punk seperti Marjinal dan Bunga Hitam, yang hampir setiap lirik lagunya berbau kritik sosial. Hal yang sama juga masih dilakukan oleh band-band lain, seperti Burger Kill, KOIL, Seringai, Komunal dll. Untuk band-band seperti ini, kita pantas mengucap salut. Mereka benar-benar mengadopsi idealisme Indie dalam bermusik. Idealisme yang bukan hanya sekedar di maknai dalam proses distribusi dan produksi kaset/cd, tapi juga dalam karya mereka yang jujur dalam merekam realistas sosial.

Tantangan Musik Indie
Ada beberapa tantangan nyata bagi musik Indie. Pertama adalah komoditifikasi indie. Banyak perusahan laba, menangkap booming indie dan sekedar memanfaatkannya sebagai alat promosi. Tak ada salahnya untuk sekedar bekerja sama, selama prinsip-prinsip indie tetap di tampilkan dalam setiap event. Menjadi salah jika prinsip-prinsip itu tak lagi diperhatikan.

Contoh kasus sering muncul acara-acara seperti festival musik indie. Padahal menurut hemat penulis, musik indie muncul bukan untuk diperlombakan. Karena ketika dia perlombakan akan ada pembatasan-pembatasan dalam berekspresi, akhirnya kesubjektifan tim penilai yang menjadi penentunya.

Seharusnya penentu utama dalam musik indie adalah para musisi itu sendiri. Hal tadi sesuai dengan semangat Do It Yourself, yang dikibarkan oleh flower generation. Bentuk event yang seharusnya di lakukan adalah bentuk-bentuk pagelaran musik, tanpa nuansa kompetisi. Event yang dicreate dengan semangat kolektif dan berbasiskan kerjasama antar komunitas-lah, yang seharusnya dibuat oleh para pelaku musik indie. Event seperti ini bisa menjadi ajang promosi karya band-band indie.
Tantangan yang kedua adalah kekonsisitenan dalam memunculkan budaya tandingan (counter culture). Sejarah musik selalu diwarnai dengan benturan-benturan antara budaya mainstream dan budaya tandingan. Indie sendiri adalah sikap atau idealisme yang sangat identik dengan budaya tandingan. Menjadi sangat di sayangkan jika produk-produk musik yang berasal (atau mengaku) dari dunia indie, menjadi serupa dengan produk budaya mainstream.

Saat ini kita dihadirkan band pop menye-menye ala ST 12, Kangen Band dkk. Sebaiknya mereka yang memilih musik indie (sebagai jalur bermusik), menghasilkan produk yang berbeda dengan band-band mainstream tersebut. Sehingga bukan hanya jalur indie yang membedakan, tapi hasil karya juga membedakannya.

Yang harus diwaspadai adalah munculnya generasi baru, dengan cekokan lirik ‘cinta melulu’ ala band pop menye-menye. Sangat di sayangkan jika generasi ini, menjadi terpisahkan dengan realitas-realitas sosial di sekitarnya. Bukankah aneh jika jalur indie yang pada pembangunannya tidak terlepas dari konstruksi-konstruksi sosial di sekitarnya, malah makin menjauh dari realitas sosial.

Kunci kesuksesan band-band di era 70an adalah nalar eksplorasi musik yang tinggi, sehingga bisa menciptakan berbagai genre. Selain itu mereka mampu meramu lirik, yang berasal dari pengalaman pribadi dan konteks-konteks sosial di sekitarnya. Sebaiknya tradisi-tradisi untuk berempati, peduli, berkolektif dan sederet budaya positif lainnya harus direkam dalam lirik-lirik musik Indie. Semangat menciptakan atau mengeksplorasi hal-hal baru dalam bermusik, juga harus dipelihara oleh musisi-musisi indie. 


Sehingga generasi yang kelak muncul, sudah terbiasa dengan tawaran-tawaran alternatif dalam bermusik sejak dini. Kedua tantangan tadi yang harus terus menerus dijawab oleh musisi indie pada masa kini. Sehingga semangat memunculkan budaya tandingan (counter culture), yang merupakan basis utama pembentukan jalur Indie tetap terjaga. Akhirul Kallam, Support Your Local Indie Movement…!!

sepeda low rider gaya hidup dan perkembangannya


perkembangan sepeda Lowrider



Perkembangan sepeda Lowrider di Amerika bermula pada tahun 1960-an dari komunitas para imigran mexico, yang lebih dikenal dengan CHICANO.Berawal dari kebutuhan akan eksistensi agar keberadaan mereka sebagai pendatang diakui oleh masyarakat setempat, mereka mulai membuat suatu karya seni melalui media mobil dengan mempergunakan mobil – mobil tua khususnya merk Chevrolet yang akhirnya berkembang pesat menjadi LIFE STYLE yang lebih dikenal dengan HISPANIC CULTURE atau kebudayaan Masyarakat Latin. 


Pada perkembangannya, mereka mulai mempergunakan media lainnya yaitu sepeda sebagai tempat menuangkan apresiasi seni. Dalam sepeda sendiri mempunyai konsep yang hampir sama dengan jarahan modifikasi mobil, identik dengan Low n Slow yang memang dikhususkan untuk para Poser( tukang nampang ), pada perkembangannya baik dalam memodifikasi mobil & sepeda sudah mempergunakan suspensi HIDROLIK dan pemakaian warna yang Colorfull ( Blink – blink ).
indra bluesmann


Pada tahun 2000-an, trend sepeda Lowrider baru mulai masuk ke Indonesia, bermula dari kota besar seperti : Jakarta, Bandung, Surabaya dan kemudian mulai berkembang ke kota kota lainnya di Indonesia. Mulai terasa gaungnnya setelah Tabloid MotorPlus Meliput anak-anak Jakarta Selatan untukdimuat ditablid tersebut sekitar tahun 2006.

Awalnya di Bandung sendiri dimulai dengan jenis cruiser dengan roda 26inch + 3speed yang telah beredar dengan merk polygon cruiser, sedangkan untuk jenis choppernya win cycle pertama kali mengedarkannya. Untuk mereka yg mempunyai budget lebih mereka lebih suka meng import langsung dari Amerika untuk perlengkapan maupun fullbike, salah satu importirnya adalah Mr. Oktaf (Royal Queen) yang masih aktif sampai saat ini meramaikan dunia persepedahan di Bandung.

Sedangkan untuk yang budgetnya pas-pasan mulai lah perburuan ke tukang-tukang loak sepeda untuk mencari sepeda mini jadul (atau disebut juga stingray) untuk di rekondisi maupun di modif. Beda lagi dengan mang oplu, setelah puas berburu sepeda mini ... akhirnya ketemu dengan epul chommet yang memperlihatkan gambar-gambar dari internet berupa sepeda chooper dengan gaya roda besar di depan dan roda kecil dibelakang. Akhirnya dengan referensi gambar tersebut sepeda kepunyaan anaknya dijadikan bahan eksperimen untuk dijadikan sepedah chopper dengan menggunakan roda 20" di depan dan roda 16" di belakang, berkat bantuan kang deni ibenk dan keahlian pak wawan (jl. Bogor) sebagai tukang las akhirnya terwujud sepeda tersebut. Gara gara bereksperimen akhirnya mang oplu pun gatal untuk membuat sepeda selanjutnya untuk ukuran dewasa dengan roda depan 24" dan roda belakang 20". dan beredar pertama kali saat Pasar Seni ITB 2006 dan saat Bandung Bike Week (HDCI).


Saat itu sepeda stingray adalah pilihan yang bagus untuk di modif dan referensi gambar nya pun banyak berdedar di internet terutama di lowrider magazine. Para Builder motor pun ada yang membuat, salahsatunya adalah Indra Bluesmann, Rudy Flyiing Piston Garage yang mulai unjuk gigi pertama kali saat acara Ogre custom with Kelpie Automotive Fiesta 2007 present " 1st Indonesia Custom Bicycle contest 2007" di Monumen Perjuangan jalan dipati ukur pada tanggal 23 Juni 2007.

Iyus Blackjuice(pedal power) pun saat ini masih aktif memodif sepeda maupun membuat komponen variasi unutk sepeda lowrider mulai dari kaca spion sampai dengan springer untuk sepeda. Dan Ko' Wawa (toko sepeda di jl. veteran sebelah sinar Bangka) akhirnya mensupport untuk melengkapi komponen sepeda seperti mereplika batang sepeda stingray ataupun mengimport komponen/fullbike.

Akhirnya Komunitasnya pun terbentuk dengan sendirinya, dengan selalu berkumpul tiap Jum;at sore di Taman Cikapayang jalan dago berkumpul bareng dengan Komunitas "Bike to Work". Dan di jakarta ada bro Hafiz (virgin) yang aktif berpartisipasi meramaikan lowrider bicycle.

sudahkah anda memanfaatkan Facebook untuk bisnis online anda?


Facebook untuk bisnis online anda




 manfaat Facebook untuk bisnis online anda

Siapa yang tidak kenal dengan Facebook? Jejaring sosial ini telah menarik perhatian jutaan orang bukan hanya dari benua Eropa dan Amerika bahkan banyak orang di Indonesia menggemari jejaring sosial ini.

Menurut data dari comScore jumlah orang yang mengunjungi Facebook bisa mencapai sekitar sepertiga jumlah orang yang mengunjungi google mungkin bahkan lebih. Nampaknya Facebook semakin menyaingi google dalam hal jumlah pengunjung website. Facebook dengan jumlah ratusan juta penggunanya yang terus meningkat semakin memberikan peluang besar bagi siapa saja untuk mendapatkan pengunjung website melalui jejaring sosial ini.

Disadari atau tidak hadirnya Facebook merubah kebiasaan banyak orang dalam menjelajahi internet. Kebanyakan orang membuka Google untuk mencari sesuatu di internet dan dalam saat sama juga mengakses Facebook untuk berinteraksi dengan keluarga, teman, atau kolega.

Jika Facebook berkembang dengan performa yang ada sekarang saja, mungkin dalam waktu dekat Facebook dapat menjadi pesaing yang tangguh untuk Google. Walaupun Facebook bukan search engine seperti Google, jumlah member yang dimiliki Facebook membuat banyak orang tertarik membelanjakan anggaran iklannya di Facebook.

Lalu apa yang bisa bisnis online anda dapatkan dari Facebook?

(Beberapa taktik di bawah ini juga dapat diterapkan untuk Twitter)

- Menjadi semacam “opt-in list” dengan memperbesar jumlah teman yang bisa menerima pesan dari anda. Ini berarti juga bahwa pesan yang anda kirim akan tertuju ke orang yang memiliki ketertarikan dengan bisnis online atau produk anda. Jejaring sosial seperti Facebook juga bisa dijadikan alat komunikasi yang baik kepada pelanggan loyal anda.

- Facebook juga dapat anda gunakan sebagai sarana untuk customer support karena sifatnya yang populer dan sering di akses orang.

- Anda dapat berinteraksi langsung dengan banyak orang sekaligus meningkatkan brand awareness bisnis anda.

- Anda dapat memantau apa yang diomongkan oleh orang tentang bisnis anda dan dengan informasi tersebut dapat membantu anda mengelola reputasi bisnis anda.

- Beriklan melalui Facebook. Anda dapat memanfaatkan iklan baris di Facebook yang dapat anda target untuk tampil pada segmen tertentu.

Sudahkah anda memanfaatkan Facebook untuk bisnis online anda?

http://www.gugus.web.id

satu lagi cerita sukses warning clothing


Rabu, Maret 03, 2010 by Nurgiantoro · 0 komentar
Bekerja keras untuk mencapai sesuatu yang diinginkan memang jadi sebuah keharusan. Apalagi ketika memulai usaha baru. Tentu, tak bisa berleha-leha untuk mengerjakannya karena harus memenuhi target yang diinginkan. Hal itulah yang dilakukan Adrilsyah Adnan saat memulai karirnya menjadi pengusaha.
Tahun 1997, Adril baru menyelesaikan kuliahnya di Bandung. Lelaki kelahiran Bukit Tinggi ini pun harus mulai mandiri. Apalagi ia memang merupakan seorang perantau dari seberang pulau. Otomatis, ia harus mencari cara untuk bisa bertahan hidup di Bandung.
Ia memulainya dengan menjadi broker sweater rajut di Bandung untuk di jual ke Jakarta. Dari Ibu Kota, ia datang kembali dengan membawa topi untuk di pasarkan di Bandung. Beberapa bulan kegiatan itu dilakukannya. Sebetulnya, untung yang ia ambil pun tidak banyak, karena pesanannya masih partai kecil.
“Dulu hanya untuk memenuhi kebutuhan saja, jadi mau gak mau harus dijalani,” ujar ayah yang memiliki tiga anak laki-laki ini.
Bisnis yang berawal dari kebutuhan itu pun berkembang menjadi usaha yang menguntungkan. Itu bermula dari Adril yang menemukan celah baru di dunia bisnis. Penjualan topi pun tak mengandalkan lagi produk asal Jakarta. Sedikit demi sedikit, ia membangun konveksi yang khusus membuat topi.
Setelah cukup berkembang, ia memberanikan diri membuka usahanya dalam bentuk toko di kawasan Parahyangan Plaza. Toko topi dengan merek dagang Warning ini pun cukup laku. Dari sana, ia pun mulai mengembangkan sayapnya dengan membuka produk baru. Di tahun 2000 ia pun menjadi pelopor bisnis pakaian distro di kawasan Parahyangan Plaza.
Adril pun mulai dengan membuat produk berupa kaos, tas, hingga apparel distro lainnya. Ia pun tak hanya membuka tokonya di Bandung. Untuk memperluas jaringan usahanya, Adril membuka clothingnya di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Jogjakarta serta Purwakarta.
Usahanya berjalan dengan lancar. Malah, ia kembali melebarkan sayapnya dengan membuat clothing dengan merek baru yaitu 74 yang diambil dari tahun kelahirannya. Warning pun berpindah tempat, dan toko yang ada di Parahyangan dijadikan clothing 74.
Dari sana, usahanya kian meningkat. Ia kembali membuka merek baru yaitu Magma dan Camo. Sebetulnya, semua merek milik Adril itu bergerak di bidang yang sama. Cuma, ia pintar memanfaatkan segmentasi pasar yang terbagi jadi beberapa macam.
“Tiap merek punya kelas masing-masing, ada buat remaja, pemusik, atau juga Abg,” ujarnya.
Saat ini, ia juga jadi pemasok bahan untuk beberapa distro di Bandung. Awalnya memang ia belanja hanya untuk keperluan clothingnya. Tapi, karena ada permintaan dari rekanan bisnisnya, Adril pun memulai usaha barunya untuk menjual bahan.
Kini, lelaki yang asalnya mondar-mandir Bandung Jakarta untuk mencari tambahan kebutuhan hidup sudah tinggal menikmati hasilnya. Malah, ia pun ikut membuka peluang kerja baru dengan puluhan karyawan serta vendornya. Ia pun mengatakan jika kunci keberhasilannya adalah berani menghadapi perubahan di dunia bisnis.
“Kita tak boleh terus terpaku, tapi harus selalu mengikuti apa keinginan pasar, dan kita harus berani menghadapi perubahan yang sewaktu-waktu terus terjadi, caranya tentu dengan membuat inovasi baru,” paparnya.
referensi : Pengusaha.co.id

Bikin Kaos dan jaket Online


tempat Tepat Bikin Kaos dan jaket Online

dalam dan luar kota, jogja, solo, semaramg, surabaya, kalimantan, makasar,papua,sumatra, sulawei,beksi, jakarta, dan sekitarnya. 

six-green.com Tempat Tepat Bikin Kaos dan jaket berkualitas

six-green.co buat dan jaket kualitas bagus melayani dengan hati, kaos dan jaket berkualitas, menawarkan produk berupa kaos dengan variasi sablon yang bermacam-macam. jaket dengan variasi bordir komputer dabn model bawa sendiri.  Dengan kualitas yang baik, harga yang kami ditawarkan relatif terjangkau. six-green.com berada di kota pelajar,pendidikan,seni budatya, tempat kreatif, pariwisata, nyaman dan tentram di Yogyakarta, tapi untuk konsumen diluar kota tidak perlu takut, kami terpercaya dan tidak mungkin menipu karena selain dosa menipu juga     akan masukpenjara. kami jujur, punya agama, dan melayani dengan hati.  kami akan melayani anda dengan sistem online yang terpercaya.
ORDER KAOS ONLINE. MUDAH, CEPAT, DAN HEMAT!
TINGGAL email biodata lengkap dan design . ORDER ANDA SEGERA DIPROSES. PEMBAYARAN DOWN PAYMENT (minimal 60%) LALU KONFIRMASI PEMBAYARAN . (luar kota)

cara pemesanan di six-green.com

CARA MUDAH PESEN JAKET :

  • 1.       Silakan kamu dateng ke six-green dengan membawa konsepmu / designmu
  • 2.      Mau kita designkan juga boleh tapi kena cash design yah
  • 3.       Tawarkan desain yang sudah jadi ke teman-teman
  • 4.       Setelah ada pemesanan, bawa daftar pesanan ke six-green
  • 5.       Bayarlah uang muka 50% dari total
  • 6.       Produksi jaket dimulai
  • 7.       Setelah sampai tanggal deadline silahkan hubungi six-green

Cara mudah pesen jaket luar jogja:
  • Kirim desain via email ke sixgreen_creative@yahoo.com atau sketsa dan sms six-green.
  • six-green akan mendesain ulang.
  • six-green akan mengirim ulang desain yang sudah diedit k email anda.
  • Setelah ada kecocokan desain silahkan kirim ukuran via email (ukuran ada d link ukuran jaket).
  • DP (uang muka) 60% dikirim k rekening six-green :
M.Alfian Rendra
Bank Mandiri cabang Yogyakrta katamso
137-00-0739865-0

  • Lama pembuatan jaket -/+ 1 bulan utk jmlah 30 keatas
  • Setelah pengerjaan selesai six-green akan mengirim pesanan anda setelah ada pelunasan.
  • Terima kasih atas kepercayaan anda. Kepuasan anda adalah motor penggerak usaha kami.
  • six-green.com 
Jl.Gedongkuning selatan KG1/891 Pilahan Kidul 
rejowinangun gang kendalisodo Kotagede 55171 

phone : 081931194193 (rendra visual)







Bahan
Jumlah
Harga @
Cocok untuk

Parasit

11-30
>30

RP. 85.000,00
Rp. 80.000,00


Jaket Sport
Jaket Casual
Jaket Promosi


Micro

11-30
>30

Rp. 80.000,00
Rp. 75.000,00

Jaket Sport
Jaket Casual
Jaket Promosi
Jaket Komunitas

Drill

11-30
>30

Rp.85.000,00
Rp. 80.000,00

Jaket Sport
Jaket Casual
Jaket Promosi
Jaket Komunitas
Jaket Variasi
Jaket Army

Ribstop

11-30
>30

Rp. 85.000,00
Rp. 80.000,00

Kemeja Lapangan
Jaket Variasi
Jaket Komunitas
Jaket Army

Flece (jumper)

11-30
>30

Rp. 115.000,00
Rp. 120.000,00

Jaket Sport
Jumper kualitas distro
Jumper Variasi


Adidas (jumper, jaket)

11-30
>30

Rp. 95.000,00
Rp. 90.000,00

Jaket Sport
Jaket Casual
Jaket Variasi
Jaket Komunitas
Jumper

Lotto (jaket sport)

11-30
>30

Rp. 95.000,00
Rp. 90.000,00


Jaket Sport
Jaket Casual
Jaket Variasi
Jaket Komunitas

Diadora (jaket sport)

11-30
>30

Rp. 90.000,00
Rp. 85.000,00

Jaket Sport
Jaket Casual
Jaket Variasi
Jaket Komunitas

Kanvas

12-30
>30

Rp. 95.000,00
Rp. 90.000,00

Jaket Distro
Jaket Casual
Jaket Komunitas
Jaket Army

Milano

12-30
>30

Rp. 95.000,00
Rp. 90.000,00


Jaket Resmi
Jaket Rapi
Jaket Kantor
Jaket Komunitas







jalan gedong kuning selatan kg 1/891 pilahan kidul kotagede 081931194193 
yogyakarta